KSATRIA | Pontianak – Permintaan terhadap pekerja migran Indonesia (PMI) dari Kalimantan Barat ke Sarawak Malaysia terbilang cukup tinggi, khususnya untuk pekerja satuan pengamanan alias Satpam.

Namun sayangnya, belum ada pembicaraan resmi antara Pemprov Kalbar dengan Pemerintah Sarawak pasca ditundanya forum Sosek Malindo karena ada pemilu di Malaysia pada Oktober lalu.

“Seharusnya itu jadi peluang kami untuk mengkomunikasikannya supaya bisa di-approved,” ujar Kepala Dinas Tanaga Kerja dan Transmigrasi Kalimantan Barat, Manto

Lebih lanjut Manto mengatakan, dari sisi perusahaan penyedia jasa tenaga kerja untuk satpam di Kalbar menurutnya sudah siap, hanya tinggal persetujuan dari pihak pemerintah.

Manto menjelaskan, kebutuhan tenaga satpam itu sebenarnya juga untuk bekerja di perusahaan yang memperkerjakan PMI juga. Seperti misalnya pabrik, kilang, atau usaha lainnya yang memperkerjakan banyak PMI.

Pasalnya, selama ini yang menjadi satpam di Sarawak kebanyakan orang India, Paksitan, yang secara budaya karakter beda dengan Indonesia.

“Kalau sekuriti dari kita (Indonesia) sendiri untuk mengawasi tenaga kerja dari kita tentu ada kemudahan dalam komunikasi, penyesuaian kultur dan tata kerama. Karena kita sudah saling paham,” katanya sebagaimana dikutip Jurnal Security dari Pontianak Post

Hal itulah yang memang menjadi alasan perusahaan di Sarawak mau mencari tenaga satpam dari Indonesia, yang dalam hal ini khususnya dari Kalbar.

“Mudah-mudahan bisa segera kita sepakati dengan pihak Malaysia,” harapnya.

Secara umum Manto mengatakan, saat ini memang sudah cukup banyak PMI yang dikirim ke Sarawak melalui pintu perbatasan Kalbar. Namun untuk jumlah rata-rata per bulan ia menyebut data pastinya ada di Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI).

“Lebih tepat nanya ke BP2MI karena di sana datanya real time, bahkan per jam bisa berubah datanya,” ucapnya.[]

Share This: