KSATRIA | Bandung – Maraknya kasus satpam yang menyalahgunakan media sosial sebagai ajang pamer hanya sekadar ingin viral di masyarakat menjadi perhatian khusus Mabes Polri.

Pasalnya, baru-baru ini banyak ditemukan satpam yang masih mengenakan seragam atau tengah bertugas berjoget dan bergaya kurang etis. Lalu mereka pun bangga ditonton khalayak ramai tanpa rasa malu.

Terakhir, viral sebuah video satpam wanita (sekwan) yang tengah berjoget bersama dua orang temannya dengan menggunakan seragam satpam. Video itu diunggah melalui media sosial tiktok.

Padahal, seragam satpam diatur dalam Perpol No.4 Tahun 2020, di mana kemiripan warna dengan seragam polisi menjadi tanggung jawab satpam untuk menjaga marwah satpam itu sendiri.

Menanggapi hal ini, Kasubditbinkamsa Ditbinpotmas Korbinmas Baharkam Polri, Kombes Pol Linggo Wijanarko menjelaskan, anggota satpam yang bermain medsos di tiktok itu bukanlah satpam sungguhan.

Karena, lanjutnya, satpam yang benar-benar sungguhan adalah satpam yang sudah mengikuti pelatihan dan pendidikan Gada Pratama, Gada Madya, dan Gada Utama.

“Jadi ketika dicek itu banyak sekali yang main tiktok-tiktok itu belum mengikuti pendidikan satpam, terutama Gada Pratama,” terangnya.

Sehingga, lanjutnya, terkait etika mereka belum tahu sama sekali. Mereka seolah-olah biasa-biasa saja berjoget dengan menggunakan pakain seragam satpam hanya karena ingin viral.

“Karena satpam yang sudah mengikuti ketiga pelatihan satpam pasti memiliki etika, tidak seperti itu,” ujarnya.

Linggo pun berharap kepada badan usaha jasa pengamanan (BUJP) agar segera mengikutkan anggotanya untuk pelatihan satpam pada BUJP yang mempunyai surat izin operasional (SIO) Penyedia Pelatihan Satpam

“Karena tidak menutup mata juga ada beberapa dari rekan BUJP yang masih tercecer anggotanya belum mengikuti pelatihan satpam,” jelasnya.

Linggo pun berjanji, pihaknya akan terus menelusuri media sosial satpam yang tidak mencerminkan sikap dan etika satpam.

“Kami dari Polri akan terus menelusuri dari mana satpam itu, kerja di mana, kemudian dari BUJP mana satpam itu,” ujarnya.

Lebih jauh Linggo mengatakan, Mabes Polri juga akan berkoordinasi dengan Polda setempat, khususnya dengan Kasubdit Satpam Polsus.

“Begitu saya melihat muncul tiktok anggota satpam yang kurang tepat dalam beretika, saya langsung kontek Kasubdit Satpam Polsus di Polda setempat. Itu kan kelihatan betnya satpam itu,” jelasnya.

Polda setempat pun, lanjutnya, akan mencari tahu tempat dan dari BUJP mana satpam tersebut. Karena dengan teknologi sekarang ini dan berbagai informasi, tidak lama untuk mendapatkan asal muasal satpam yang bermain tiktok yang kurang baik dalam berperilaku.

“Kemudian dari yang bersangkutan akan ditegur oleh Kasubditnya. Intinya, jangan diulangi lagi,” pungkasnya.

Sementara Ketua BPD ABUJAPI Jawa Barat Agus Vickram menjelaskan, mungkin awalnya satpam yang bermain media sosial tiktokan bangga menjadi satpam dengan atributnya yang mirip dengan seragam polisi.

Namun, kata dia, tanpa disadari ungkapan dengan kebanggan itu terspontanitas teman-teman di lapangan dengan mengekpresikan secara berlebihan.

“Sebetulnya mereka tidak secara kesengajaan untuk menyinggung institusi dan lainnya, cuma itu ekpresi kebanggaan saja karena senang memakai atribut-atribut yang mirip dengan polisi,” ujarnya.

Agus mengimbau kepada teman-teman satpam di lapangan, agar menjaga privasi ruh kewibawaan satpam. Karena satpam merupakan pelaksana tugas pengemban fungsi kepolisian terbatas.

“Jadi harus dijaga ruhnya itu. Walaupun merasa bangga dan senang dengan atribut kepolisian, tapi jangan lupa kita ada etika. Jadi tolong etika itu yang harus

Karena marwah itu kan akan mengganggu ekspetasi pemikiran pemikiran masyarakat,” imbaunya.

Agus berharap, kepada satpam yang sudah profesional, berkualifikasi dan berkompetensi, untuk terus menjaga kewibawaan satpam agar tidak bereuforia. Pasalnya, ungkapan bangga itu cukup disyukuri karena sampai saat ini bisa menjadi satpam yang profesional.

“Tidak harus diexplore, diekspose, dipublish dengan gaya-gaya yang tadi tidak sepatutnya dilakukan. Itu justru akan menurunkan citra satpam,” ujarnya.[Adm]

Share This: