INI memang bukan adegan laga film Hollywood tapi kenyataan yang harus dihadapi Sutarjo Wiroguno untuk menjaga nama baik PT Bravo Satria Perkasa (BSP) patut diacungi jempol. Sebagai Badan Usaha Jasa Pengamanan yang memiliki reputasi cukup baik di mata klien, Sutarjo terpanggil siap menghadapi segala resiko di lapangan termasuk ancaman pembunuhan. Prinsip ini selaras dengan azas tangung jawab yang merupakan salah satu pilar delapan prilaku BSP.
KSATRIA (BSP)–Saat itu, tahun 2004, dimana tiga orang melakukan aksi kejahatan penggelapan uang nasabah bank sebesar 10 miliyar. Sebenarnya kasus ini sudah ditangani pihak kepolisian namun pihak bank juga memberikan kesempatan kepada tim BSP untuk ikut mengambil langkah tugas penanganan.
Sore itu, Sutarjo yang tengah berjaga di Kuningan Jakarta Selatan mendapat komando dari pimpinan BSP untuk meluncur ke salah satu cabang bank swasta didampingi seorang polisi. Di lantai 3, target melakukan transaksi melalui internet di dampingi tiga pengawal. Ketika mereka turun, Sutarjo langsung menyergapnya sehingga terjadi keributan diantara mereka . Pelaku ternyata melawan dengan ilmu hipnotis sehingga Sutarjo tidak sempat melawan.
Sutarjo baru sadar ternyata ia dalam pengaruh hipnotis setelah anggota polisi mendorongnya sambil mengejar pelaku yang keluar gedung dan naik taksi ke arah Kuningan. Polisi pun menghentikan pengejaran karena belum ada bukti kejahatanya. Tak ingin kehilangan tergetnya, Sutarjo langsung naik ojek. “Akhirnya saya ijin ke polisi untuk mengejar karena ini perintah dari atasan saya,” tuturnya.
Aksi kejar-kejaran pun terjadi mulai dari jalan Mega Kuningan, Jalan Gatot Subroto, depan kantor Polda Metro Jaya hingga Grogol Jakarta Barat. Karena jalanan macet, Sutarjo sempat memepet taksi agar menepi tapi pelaku mengacungkan senjata api dari dalam mobil sambil mengancam dengan kata-kata kotor. “Kamu cari mati! Saya bedil kamu!” tuturnya.
Aksi kejar-kejaran ini sempat menyita perhatian pengguna jalan lainnya. Sampai di Tanjung Duren, pengawal target turun dan terjadilah perkelahian. Sutarjo sempat di pukul beberapa kali oleh pelaku berpostur tinggi. Sutarjo pun sempat membalasnya dengan tendangan hingga pelaku tersungkur di jalan. Untuk mengurangi korban, Sutarjo meminta tukang ojeknya menjauh dari lokasi. “Ini urusannya nyawa, dia tidak ada kaitannya apa-apa. Kalau saya mati lapor ke kantor saja,” akunya.
Kejar-kejaran berlangsung hingga pukul 21.00 di dalam perkampungan. Tiba-tiba taksi berbelok ke Polsek Tanjung Duren, ternyata target telah mempengaruhi Polsek setempat. Di pos penjagaan, Sutarjo melapor tiga orang yang masuk ke kantor Polsek itu adalah oknum pembobol uang di bank. Awalnya penjaga tidak percaya tapi mengijinkan Sutarjo mengecek ke dalam. Di dalam, Sutarjo melihat kedua pengawal bersembunyi di balik rolling door sementara yang satunya masuk ke ruang polisi.
Ketika sampai di rolling door, pelaku langsung menyergap Sutarjo dan tidak sempat menghindar. Sutarjo sempat dibawa ke dalam ruangan, diintrogasi dan diminta melepas semua pakainnya. Meskipun sudah menunjukkan ID card BSP, polisi tetap mengintrogasinya. Menjelang pukul 01.00, datang anggota polisi dari Polda mencarinya. “Saya ditanya mengapa kamu ditangkap? Saya jawab saya diintrogasi. Setelah dia mengatakan dari Polda, baru saya dilepaskan,” paparnya.
Disitu Sutarjo mendapat apresiasi karena telah membantu kepolisian menangkap penjahat. Dari data kepolisian, ternyata tiga pelaku ini adalah buronan polisi sejak tiga bulan. “Orang-orang ini sudah menjadi DPO sejak 3 bulanan, baru tertangkap ketika kasus saya hadapi,” ujar pria yang menggeluti ilmu bela diri sejak SMP ini.
Peran Sutarjo menangani kasus kejatanan bukan itu saja. Tahun 2005, ia berhasil menggagalkan aksi kejahatan penggandaan kartu ATM salah satu bank swasta klien BSP.
Demikian juga ketika menangani kasus kepala cabang bank yang kabur membawa uang tahun 1998-an. Selama sebulan lebih Sutarjo mencari-cari pelakunya hingga tertangkap di Bekasi Timur. Sutarjo juga sempat menjadi korban ketika bertugas mengawal uang ke bandara saat terjadi kerusuhan 1998. Di tengah aksi masa yang melakukan pembakaran dan sweeping di jalanan, mobil yang ditumpanginya sempat dibakar masa. “Untungnya brangkas kita lindungi sehingga aman,” paparnya.
Dedikasi dan loyalitas Sutarjo yang besar ini mendapatkan apresiasi dari perusahaan. Kini Sutarjo bertanggungjawab atas penguatan fisik personil BSP melalui ilmu dela diri yang ia miliki. “Inilah pengalaman menjadi sekuriti yang penuh tantangan,” papar suami dari Srimukti yang dikaruniai dua anak ini. [FR]
Leave a Reply